"Di
film-film seringkali menampilkan mesin yang mahal dan boros energi.
Mesin itu membuat jalan menembus dimensi keempat, sebuah lorong melewati
waktu. Seorang penjelajah waktu, seorang yang berani, mungkin juga
orang yang gila-gilaan, disiapkan untuk sesuatu yang tidak diduga,
melangka kedalam lorong waktu dan muncul di waktu yang tidak diketahui.
Konsep itu mungkin sangat jauh, dan kenyataannya mungkin sangat berbeda
dari ini, tapi idenya sendiri tidak begitu gila," tulis Hawking.
Hukum fisika sebenarnya mengakomodasi gagasan perjalanan waktu, melalui portal yang disebut lubang cacing.
"Yang sebenarnya adalah lubang cacing ada di sekeliling kita, hanya saja mereka terlalu kecil untuk dilihat. Mereka terdapat di sela-sela ruang dan waktu," tulis Hawking. "Tidak ada yang datar dan padat. Jika kau lihat cukup dekat pada apapun kau akan menemukan lubang-lubang dan kerutan-kerutan didalamnya. Itu adalah prinsip dasar fisika, dan itu juga berlaku pada waktu. Bahkan sesuatu yang semulus bola pantai memiliki celah-celah kecil, kerutan dan lubang-lubang."
"Yang sebenarnya adalah lubang cacing ada di sekeliling kita, hanya saja mereka terlalu kecil untuk dilihat. Mereka terdapat di sela-sela ruang dan waktu," tulis Hawking. "Tidak ada yang datar dan padat. Jika kau lihat cukup dekat pada apapun kau akan menemukan lubang-lubang dan kerutan-kerutan didalamnya. Itu adalah prinsip dasar fisika, dan itu juga berlaku pada waktu. Bahkan sesuatu yang semulus bola pantai memiliki celah-celah kecil, kerutan dan lubang-lubang."
Busa quantum dan lubang cacing-lubang cacing kecil
"Dibawah
skala terkecil, lebih kecil dari molekul, lebih kecil dari atom, kita
sampai pada sebuah tempat yang disebut busa kuantum. Ini adalah dimana
lubang cacing berada. Lorong-lorong kecil atau jalan pintas melewati
ruang dan waktu terbentuk secara konstan, menghilang, dan terbentuk
kembali dalam dunia quantum ini. Dan mereka sebenarnya menghubungkan dua
tempat yang berbeda dan dua waktu yang berbeda."
Lorong-lorong
itu, sayangnya, terlalu kecil untuk dilalui orang - besarnya hanya
bertriliun-triliun centimeter - tapi ahli-ahli fisika percaya bahwa
mungkin saja untuk menangkap sebuah lubang cacing dan membuatnya menjadi
cukup besar untuk orang, atau kapal angkasa, untuk masuk, tulis
Hawking.
"Secara
teori, sebuah lorong waktu atau lubang hitam bisa melakukan lebih dari
membawa kita ke planet lain. Jika kedua ujungnya berada di tempat yang
sama, dan terpisah oleh waktu dan bukannya jarak, sebuah kapal bisa
terbang kedalam dan muncul masih di sekitar Bumi, tapi di masa lalu.
Mungkin dinosaurus akan menyaksikan kapal muncul untuk mendarat," tulis
Hawking.
Akhirnya,
para ilmuwan menemukan bahwa hanya perjalanan ke masa depan yang
mungkin, sebagaimana hukum alam akan membuat perjalanan ke masa lalu
mustahil sehingga hubungan antara sebab dan akibat berubah. Misalnya,
jika kau bisa pergi ke masa lalu dan melakukan sesuatu yang mencegahmu
lahir, bagaimana kau bisa hidup di masa depan untuk kembali ke masa
kini?
Waktu seperti aliran sungai
Hawking
mencurigai sinyal balik radiasi akan mematikan semua lubang cacing yang
para ilmuwan coba kembangkan ke ukuran yang bisa digunakan, membuat
mereka berguna untuk perjalanan waktu yang sesungguhnya. Tapi ada cara
lain - menavigasi variabel dari sungai waktu.
"Waktu
mengalir seperti sungai dan tampaknya setiap dari kita terbawa arus
waktu masa kini. Tapi waktu seperti sungai dengan cara lainnya. Dia
mengalir pada kecepatan yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda, dan
itulah kunci perjalanan ke masa depan," tulis Hawking.
Albert
Einstein pertama kali memperkenalkan ide ini 100 tahun yang lalu bahwa
seharusnya ada tempat-tempat dimana waktu berjalan lebih lambat, dan
tempat-tempat lain yang berjalan lebih cepat, catat Hawking. "Dia
benar."
Buktinya,
kata Hawking, ada pada jaringan satelit GPS (Global Positioning
System), yang sebagai tambahan merupakan alat bantu kita bernavigasi di
Bumi, mengungkapkan bahwa waktu lebih cepat daripada ruang.
"Didalam
tiap pesawat angkasa ada jam yang tepat. Tapi tidak begitu akurat,
karena mereka bertambah sekitar tiga per triliunan detik setiap hari.
Sistem itu pun harus mengkoreksi penyimpangan itu, menyebabkan setiap
perangkat GPS di Bumi melenceng sekitar enam mil sehari," tulis Hawking.
Jam itu tidak salah - adalah tarikan Bumi yang harus disalahkan.
"Einstein
menyadari bahwa material menarik waktu dan melambatkannya seperti arus
pelan pada sungai. Semakin berat objeknya, makin ia menarik waktu,"
tulis Hawking. "Dan kenyataan yang mengejutkan ini adalah apa yang
membuka pintu kemungkinan perjalanan waktu ke masa depan."
Lubang hitam dan terbang dengan kecepatan cahaya
Kunci
perjalanan waktu adalah lubang hitam, objek yang sangat padat sehingga
bahkan cahaya pun tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya.
"Sebuah lubang hitam ... memiliki efek yang dramatis pada waktu, melambatkannya lebih dari apapun di galaksi. Itu membuatnya sebuah mesin waktu alami," tulis Hawking.
Begini cara kerjanya:
Bayangkan
sebuah kapal angkasa mengorbit lubang hitam raksasa pada pusat galaksi
Jalur Susu, 26,000 tahun cahaya jauhnya. Dari Bumi, itu akan terlihat
seperti kapal yang membuat satu orbit setiap 16 detik, tulis Hawking.
"Tapi
bagi orang-orang di dalamnya, semakin dekat ke lubang hitam ini, waktu
melambat," tulisnya. "Untuk setiap 16 menit orbit, mereka hanya
mengalami delapan menit."
Jika mereka memutarinya selama lima tahun, waktu lokal, sepuluh tahun mungkin telah berlalu di Bumi.
Skenario
ini tidak menghasilkan paradoks yang melekat pada perjalanan lubang
cacing, tapi ini masih tidak praktis, Hawking mengakui.
Tapi ada satu kemungkinan lagi: pergi dengan kecepatan super.
"Ini
mungkin fakta aneh lain tentang jagat raya," tulis Hawking - batas
kecepatan kosmik: 186,000 mil per detik, atau setara dengan kecepatan
cahaya.
"Tidak
ada yang bisa bergerak secepat itu. Itu adalah salah satu prinsip
terbaik yang pernah diterbitkan dalam sains," tulis Hawking, tapi
"percaya atau tidak, bepergian pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya
bisa mengantarmu ke masa depan."
"Bayangkan
sebuah jalur yang mengelilingi bumi, sebuah jalur untuk kereta super
cepat. Didalamnya adalah para penumpang dengan tiket satu arah ke masa
depan. Kereta itu mulai berakselarasi, semakin cepat dan semakin cepat.
Dengan segera ia mengelilingi BUmi berkali-kali.
"Untuk
mencapai kecepatan cahaya berarti mengelilingi Bumi tujuh kali per
detik. Tapi tidak masalah seberapa energi yang dimiliki kereta itu, bisa
saja ia tidak akan bisa mendekati kecepatan cahaya, karena hukum fisika
melarangnya.
"Alih-alih,
katakanlah mendekati," tulis Hawking. "Sesuatu yang luarbiasa terjadi:
Waktu mulai mengalir dengan lambat didalam kereta dibandingkan dunia di
luarnya, seperti berada dekat lubang hitam, hanya saja lebih lagi.
Segalanya di kereta itu bergerak dalam slow motion."
Proteksi kecepatan cahaya
Ini terjadi untuk melindungi batas kecepatan kosmik, kata Hawking. Inilah alasannya:
Katakanlah
ada seorang anak yang berlari ke depan kereta itu. "Kecepatan lajunya
ditambahkan dengan kecepatan kereta, jadi tak bisakah dia mengubah batas
kecepatan itu hanya dengan tak disengaja? Jawabannya tidak," tulis
Hawking. "Hukum alam mencegah kemungkinannya dengan melambatkan waktu di
dalam kereta. Sekarang dia tidak bisa berlari cukup cepat untuk
menembus batasnya. Waktu akan selalu melambat cukup untuk melindungi
batas kecepatan."
Ini adalah esensi dari mengapa perjalanan waktu ke masa depan adalah mustahil.
"Bayangkan
bahwa kereta itu pergi dari stasiun pada 1 Januari 2050. Dia memutari
Bumi berkali-kali selama 100 tahun sebelum akhirnya berhenti di tahun
baru 2150. Para penumpang akan hidup satu minggu karena waktu melambat
sebanyak itu juga didalam kereta. Ketika mereka keluar mereka akan
menemukan dunia yang berbeda dari dunia yang mereka tinggalkan. Dalam
satu minggu mereka sudah bepergian ke 100 tahun di masa depan," tulis
Hawking.
Saat ini, gerakan tercepat di Bumi berada pada lorong melingkar akselerator partikel terbesar di dunia di CERN, di Genewa.
Particle Accelerator
"Ketika
energi dinyalakan (partikel) berakselerasi dari nol ke 60,000 mph dalam
satu fraksi dari satu detik. Meningkatkan energi dan partikel-partikel
bergerak lebih cepat dan lebih cepat, sampai mereka memutari lorong itu
11,000 kali per detik, yang hampir setara kecepatan cahaya. Tapi seperti
kereta tadi, mereka tidak pernah mendekati kecepatan akhir. Mereka
hanya bisa mendapatkan 99.99 persen dari batasnya. Ketika itu terjadi,
mereka juga mulai bepergian dalam waktu. Kita tahu ini karena beberapa
partikel yang tidak berumur panjang, yang disebut pimeson. Biasanya,
mereka hancur setelah 25 triliun per satu detik. Tapi ketika mereka
diakselerasikan mendekati kecepatan cahaya, mereka bertahan 30 kali
lebih lama."
Untuk
mengakselerasi manusia sampai pada kecepatan itu, kita harus ada di
luar angkasa, Hawking menutup, mengingat bahwa sejauh ini, yang tercepat
yang pernah dilalui manusia adalah 25,000 mph diatas Apollo 10.
"Untuk
bepergian menembus waktu kita harus melebihi 2,000 kali lebih cepat
(daripada Apollo 10). Dan untuk melakukannya kita akan butuh kapal yang
jauh lebih besar, sebuah mesin yang sungguh-sungguh besar untuk membawa
bahan bakar dalam jumlah sangat besar, cukup untuk mengakselerasikannya
mendekati kecepatan cahaya. Mencapai hanya dibawah batas kecepatan
cahaya akan membutuhkan enam tahun dalam kekuatan penuh.
"Kita
bisa, secara teori, pergi dalam jarak luarbiasa selama waktu hidup,"
tulis Hawking. "Sebuah perjalanan ke tepi galaksi bisa jadi hanya akan
memakan waktu 80 tahun."
No comments:
Post a Comment