REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA--Tokoh Kuba yang terkenal anti-Amerika Serikat, Fidel Castro, menyebut Amerika Serikat sangat "rapuh" menyusul isu pembakaran Alquran. Ia menyebut ncaman pembakaran Quran oleh seorang pendeta Florida adalah semacam "dagelan" media AS; mereka yang melontarkan, mereka pula yang kebakaran jenggot.
"Masalah ini adalah pertunjukan media raksasa, melengkapi kekacauan menjelang tenggelamnya sebuah negara adidaya," ujar pria 84 tahun ini usai meluncurkan volume kedua otobiografinya.
Awal pekan ini, pemimpin gereja Terry Jones dari Gainsville, Florida menjadi berita utama dunia dengan mengancam untuk membakar Quran pada hari Sabtu, saat ulang tahun kesembilan Tragedi 11 September 2001.
Castro mengatakan, justru yang paling "gemetar" dengan ancaman Jones bukan umat Islam, melainkan komandan militer AS dan Eropa dalam misi perang di Afghanistan. "Mereka ketakutan bila langkah ini benar dilakukan, akan menempatkan tentara mereka di risiko."
Pada Kamis malam, ia menambahkan, "Kami mendapat kabar pendeta itu melepaskan (ancamannya)."
Jones mengatakan dia membatalkan membakar menjanjikan setelah proyek masjid yang kontroversial akan dipindahkan jauh dari Ground Zero. Tetapi imam di belakang proyek tersebut mengatakan, dia tidak berjanji untuk memindahkan masjid atau bertemu dengan Jones. Menurut Castro, ia yakin agen-agen FBI bekerja keras untuk membujuknya.
No comments:
Post a Comment