Selalu ada manusia di balik berbagai teknologi di dunia Teknologi
Informasi (TI). Manusia di balik teknologi ini kerap dielu-elukan bagai
pahlawan, karena apa yang mereka lakukan bisa jadi telah mengubah arah
perkembangan dunia secara luas.
Sebagaimana kisah para pahlawan, tak semuanya berakhir dengan 'happy
ever after'. Berikut adalah kisah empat tokoh TI yang cukup legendaris
namun memiliki sisi sedih seperti dikumpulkan dari berbagai sumber:
Alan Turing
Turing,
bernama lengkap Alan Mathison Turing, adalah ahli kripto analisis dan
ilmuwan di bidang komputer asal Inggris yang memiliki peran besar dalam
pengembangan komputer dunia. Masa jaya Turing adalah saat Perang Dunia
II, ketika itu ia bahkan sempat mengepalai unit yang bertugas khusus
menganalisa dan memecahkan kode sandi Jerman.
Prestasi:
Nama Turing menjadi legenda lewat konsep bernama Turing Machine. Konsep
algoritma dan komputansi ini bahkan, menurut majalah Time, merupakan
landasan dari seluruh komputer yang ada di dunia. Turing pun menjadi
abadi lewat Turing Test, sebuah uji untuk membuktikan apakah sebuah
sistem komputer mampu 'berpikir' dengan membandingkan jawaban komputer
dengan jawaban manusia pada serangkaian pertanyaan.
Tragedi:
Turing memiliki orientasi seksual menyukai sesama jenis. Pada masa
hidupnya, homoseksualitas merupakan hal terlarang di Inggris. Akibatnya,
untuk menghindari penjara, Turing menjalani terapi dengan hormon dan
bahan kimia. Pada 1954 Turing ditemukan meninggal keracunan sianida,
konon ia melakukan bunuh diri.
Charles Babbage
Charles
Babbage adalah bangsawan Inggris yang hidup di abad 19. Ia merupakan
ahli di bidang matematika, insinyur mekanik dan filosofi. Babbage juga
dikenal sebagai seorang penemu.
Prestasi:
Babbage boleh dibilang sebagai orang pertama yang menelurkan konsep
komputer yang bisa diprogram. Bukan hanya konsep, Babbage pun mencoba
membuat mesin-mesin yang bisa membuktikan konsep yang diutarakannya.
Menakjubkannya, mesin yang dibuat dengan batasan kemampuan teknis pada
abad 19 itu seharusnya bisa menjadi cikal-bakal komputer.
Tragedi:
Sayangnya, Babbage tak pernah bisa menyelesaikan mesinnya tersebut.
Konon, ambisi Babbage soal mesin tersebut melampaui kemampuannya
sendiri. Belum lagi pribadi Babbage yang dikisahkan cenderung naik-turun
membuatnya selalu beralih dari satu proyek ke proyek lainnya.
Dani Bunten
Dani
Bunten (Danielle Bunten Berry / Daniel Paul Bunten) adalah desainer
game yang berjaya pada tahun 1980-an. Namanya sering dikaitkan dengan
legenda game Sid Meier karena konon Dani punya kesempatan menggarap game
Civilization yang melambungkan nama Meier.
Prestasi: Dani
Bunten meraih sukses lewat game bertajuk M.U.L.E pada kisaran 1980-an.
Game ini merupakan salah satu game multiplayer awal yang sukses dan
banyak dijadikan rujukan game-game berikutnya. Game Bunten lainnya yang
cukup ternama adalah The Seven Cities of Gold.
Tragedi:
Setelah tiga kali gagal dalam pernikahannya sebagai pria, Bunten
akhirnya memilih untuk hidup sebagai seorang wanita. Bahkan ia melakukan
operasi kelamin, yang di kemudian hari ia sesali. Bunten meninggal pada
1998 setelah didiagnosa mengidap kanker paru-paru, ia belum sempat
menyelesaikan game M.U.L.E versi internet.
Joybubbles
Joybubbles,
lahir dengan nama Joe Engressia, adalah seorang pelopor dalam dunia
hacking. Ia terlahir sebagai seorang tuna netra dan memiliki kemampuan
mendengarkan dan menyuarakan nada dengan sempurna.
Prestasi:
Joybubbles merupakan pelopor phreaking, alias membobol jaringan telepon
untuk membuat panggilan telepon tanpa membayar. Ketika itu ia mampu
melakukannya dengan menyiulkan sebuah nada khusus di gagang telepon.
Kemampuan Joe kemudian diikuti oleh Captain Crunch (Jon Draper) dengan
menggunakan peluit hadiah sebuah produk sereal.
Tragedi:
Legenda Joybubbles dibarengi kisahnya yang muram dengan masa
kanak-kanak yang tidak bahagia dan diwanai penyiksaan. Joe mengatasi
trauma ini dengan membuat Church of Eternal Childhood, mengubah namanya
secara legal menjadi Joybubbles dan mendeklarasikan usianya sebagai 5
tahun untuk selamanya. Masa-masa terakhir hidupnya dihabiskan di
apartemen kecil tanpa lampu yang dipenuhi perangkat telepon, boneka
binatang, rekaman lawas dan mainan plastik.
No comments:
Post a Comment