1. Pantalets Terbuka
Pantalets terbuka merupakan pakaian
dalam yang marak digunakan oleh perempuan Eropa. Dalam sejarahnya
terdapat beberapa model pantalets atau pakaian dalam yang panjang mulai
dari pinggang hingga lutut. Pantalets merupakan pakaian dalam perempuan
yang dianggap lebih sederhana, sehat dan higienis. Pantalets bahkan
menjaga kebutuhan kulit akan oksigen, sehingga pemakainya tidak merasa
panas dan gundah akan keringat. Pada perkembangannya di abad ke-19
pantalets dilengkapi dengan kancing, sehingga penggunanya bisa memakai
secara terbuka atau tertutup.
2. Panniers
Dalam dunia fesyen
selain keindahan rancangan, nilai kegunaanya pakaian pun sangat
diperhatikan. Meskipun terlihat rumit, namun tidak boleh menyulitkan
para pemakainya untuk memakai dan menggunakannya. Kedua hal tersebut
terbukti dalam pakaian dalam perempuan Eropa, seperti panniers salah
satunya. Panniers berasal dari bahasa Perancis paniers, yang artinya
keranjang. Pemakaian panniers popular di zaman Marie Antoinette, yakni
di abad ke-18.
Penggunaan panniers membuat nyaman kedua
kaki perempuan, bentuknya melingkar menjaga jarak antara kaki dengan
kain sehingga tidak mudah terkena keringat. Pannier banyak digunakan
oleh para perempuan dari kalangan menengat atas hingga kaya di Eropa.
3. Dimity Pocket
Dimity pocket merupakan kelengkapan
pakaian perempuan berupa saku yang marak digunakan di tahun 1800’an.
Saku Dimity berfungsi seperti layaknya tas, untuk menyimpan kunci,
perhiasan dan kosmetika. Perbedaanya dengan tas perempuan, dimiti
diletakan di balik rok sebagai saku rahasia.
4. Cage Crinoline
Seperti panniers, Cage Crinoline
merupakan keranjang menyerupai kurungan yang ditempelkankan pada rok
perempuan. Cage Crinoline merupakan bagian dari sejarah
pakai perempuan Eropa, berdasarkan keterangan sejarah crinoline sudah
ada sejak tahun 1800’an (Era Ratu Victoria). Cage crinoline terbuat dari
batangan besi yang disusun melingkar membentuk seperti kurung hewan
yang mengerucut. Dengan menggunakan crinoline pergerakan perempuan
menjadi lebih bebas sekaligus menyulitkan mereka untuk merasa nyaman
ketika duduk.
5. The Bustle
Jika perempuan Jepang memasangkan bantal
pada bagian punggung kimononya, maka perempuan Eropa memiliki bustle
untuk membuat bagian belakang mereka tampak besar. Penggunaan cage
crinoline dan panniers mulai ditinggalkan oleh perempuan Eropa sekitar
abad ke-19, dan mereka beralih ke bustle untuk tampil anggun sekaligus
seksi. Fungsi bustle selain untuk mengencangkan bagian pinggang juga
memudahkan pemakainya untuk duduk.
No comments:
Post a Comment