Umumnya
perempuan mendambakan seorang pendamping hidup yang bisa ia andalkan
dalam segala suasana, yang mengerti dirinya, yang bisa diajak bertukar
pikiran, penuh kasih, setia, mendengarkan, dan masih banyak persyaratan
yang diingini oleh para wanita. Ketika menyadari bahwa kriteria pria
sempurna itu tak ada, sementara ia mendambakan seorang pria di sisi,
alhasil, pria yang ada pun tak masalah. Hati-hati, nanti Anda menyesal.
Hari gini, boleh dong pilih-pilih pasangan yang ingin Anda dampingi
hingga akhir hayat? Berikut adalah kriteria pria yang sebaiknya
dihindari:
Yang menyakiti Anda dan tak pernah benar-benar minta maaf
Hanya
karena ia pernah mengatakan ingin menikahi Anda dan mendamba memiliki
anak bersama Anda, bukan berarti ia merasa bersalah atas
kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu kepada Anda.
Entah itu dengan membohongi Anda, entah itu berselingkuh dari Anda,
entah itu memukul Anda. Apa pun kesalahannya yang sebenarnya tak bisa
lagi ditolerir, tetapi ia tak pernah benar-benar meminta maaf kepada
Anda, maka Anda patut mengkaji ulang hubungan itu. Semua orang pasti
pernah melakukan kesalahan, tak ada manusia yang sempurna, kan? Namun,
akan lebih nyaman jika dalam berpasangan, kedua pihak bisa mawas diri
dan tidak egois untuk mau meminta maaf kepada pasangannya. Menyimpan
dendam di dalam kehidupan bersama pasangan tidakkah akan menyakitkan dan
mengeruk kenyamanan yang Anda dan dia miliki?
Si peselingkuh
Ada
yang bilang, sekali berselingkuh, ia akan selingkuh lagi. Memang, hal
seperti ini tak selalu benar. Misalkan, ketika ia pernah berselingkuh
dari Anda (mungkin berkali-kali), tetapi demi anak-anak, Anda
mempertahankan pernikahan, sementara perasaan ketidakpercaryaan Anda
padanya masih tetap ada, hm, apa Anda merasa nyaman menjalani pernikahan
semacam itu?
Orang yang selalu ingin diutamakan
Bagian
terbesar (dan mungkin tersulit) dari menjalin hubungan dan pernikahan
adalah kesediaan untuk menaruh diri di tempat kedua dan mendahulukan
kepentingan si dia. Namun, pria yang merasa harus selalu didahulukan
kepentingannya setiap saat, setiap waktu, setiap kesempatan tanpa mau
memikirkan kepentingan Anda, sebaiknya dikesampingkan saja. Sebuah
hubungan suami-istri kan terdiri dari dua pihak, tak mungkin kan Anda
terus yang menjadi babysitter-nya?
Penipu kelas kakap
Saat
ini, penipuan sangat marak terjadi di mana-mana. Belum lagi tipe-tipe
penjahat kerah putih yang sudah ada di mana-mana. Ingat mantan kekasih
Anne Hathaway yang ternyata penipu? Hm, jika Anda melihat atau mendengar
gelagat bahwa si dia adalah tipe penipu, sebaiknya pikirkan lagi
hubungan Anda. Ia bisa saja meyakinkan Anda bahwa ia tidak akan pernah
menipu Anda, tetapi, pikirkan betapa was-wasnya hidup Anda dihantui rasa
takut akan ketahuan dan si dia terancam dipenjara akibat penipuannya?
Workaholic berat
Pria
yang ambisius dan berdedikasi dengan pekerjaannya memang sangat
mengagumkan. Tetapi bekerja setiap hari, bahkan kadang waktu untuk Anda
hanya terselip di waktu makan siang saja, wah, repot juga, ya? Mungkin
hal ini masih bisa dimaklumi di awal-awal masa ia mendirikan
perusahaannya sendiri, karena hanya itu cara untuk maju. Tetapi, jika ia
lebih mencintai pekerjaan dan teman-temannya ketimbang bersama Anda,
kelihatannya ia akan lebih setia kepada pekerjaannya ketimbang kepada
Anda. Tak enak, kan, memiliki status bahwa Anda pasangan seseorang
tetapi ia tak pernah ada untuk bersama Anda?
Super pemalas
Anda
bisa saja mendamba menjadi seorang wanita karier dan memiliki suami
yang mengurus rumah. Namun, hal ini akan butuh kesepakatan bersama.
Tentu suatu saat akan jengah ketika Anda baru saja pulang dari hari yang
melelahkan, tetapi Anda menemukan suami bermalas-malasan di rumah, dan
membiarkan rumah dalam keadaan berantakan, bau, dan tak beraturan.
Tak bisa diandalkan
Anda
tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Anda bisa saja
membayangkan segalanya akan berjalan dengan lancar dan aman. Karena itu
ada kata-kata dalam perjanjian pernikahan bahwa Anda akan menjaga si dia
dengan sungguh-sungguh dalam segala keadaan, baik senang maupun sedih,
sehat dan sakit, dan lain-lainnya. Namun, jika di masa pacaran saja,
ketika ada masalah di antara Anda, atau ada masalah dengan keluarga atau
lainnya, lalu tiba-tiba, si dia menghilang, tak bisa dimintai
pertolongan, atau malah jadi rentan, wah, repot juga. Bagaimana jika
Anda berada dalam suatu keadaan yang genting dan butuh pertolongan, lalu
tiba-tiba ia tidak bisa membantu?
Sekali
lagi, memang, tak ada manusia yang sempurna, tetapi akan menyenangkan
jika kita memiliki pasangan yang mau terus belajar dan berkembang
bersama kita dalam semua aspek kehidupan, sebagai partner hidup, yang
ada di sisi kita, bukan sebagai orang yang berjalan di depan atau di
belakang kita, kan?
No comments:
Post a Comment