Musik, musisi
dan penggemar musik rock seperti harus rela mendapatkan stigma sebagai
perusuh, pencandu dan berbagai generalisasi yang diberikan oleh para
orangtua, politikus dan pihak-pihak yang tidak berkenan dengan musik dan
budaya yang terdapat di dalam subkultur rock, metal, punkrock skinhead
atau bahkan reggae. Anggapan awam memang menyakitkan bagi mereka yang
menolak stigma rock tersebut, meskipun ia seorang pecinta lingkungan,
satwa liar ataupun vegan-vegetarian. Namun musisi dan pencinta musik
rock yang perilakunya positif harus merugi ketika setiap konser musik
yang berlangsung berakhir dengan kerusuhan. Berikut 10 konser musik rock
yang berdarah:
1. Family Values Tour – 2006
Sebuah kekacauan terjadi di Konser Family Values Tour 6 Juli 2006 ketika band hip metal Korn memulai pertunjukannya di HiFi Buys Amphitheater Atlanta, Georgia. Namun sebenarnya semenjak awal gejala kerusuhan telah terlihat, apalagi penonton yang jumlahnya ribuan mulai terlihat mabuk dan tidak bersahabat satu sama lain.
Sebuah kekacauan terjadi di Konser Family Values Tour 6 Juli 2006 ketika band hip metal Korn memulai pertunjukannya di HiFi Buys Amphitheater Atlanta, Georgia. Namun sebenarnya semenjak awal gejala kerusuhan telah terlihat, apalagi penonton yang jumlahnya ribuan mulai terlihat mabuk dan tidak bersahabat satu sama lain.
Bahkan ketika
Deftones sedang bersiap-siap tampil, dua orang penonton terlibat
perkelahian di dalam kerumunan massa. Berdasarkan kabar yang beredar,
perkelahian dipicu oleh Michael Scott Axley yang mencuri topi milik Andy
Richardson. Namun kabar lainnya mengatakan Richardson meminta Axley
untuk menjaga sikapnya karena di dekatnya ada perempuan yang sedang
hamil, selain Axley juga memprovokasi seorang anak kecil.
Dan akhirnya
mereka berdua terlibat perkelahian, Axley tidak menerima perlakuan dan
permintaan Richardson sehingga mulai memukulnya. Perkelahian tersebut
memicu massa disekitarnya untuk terlibat memukuli Richardson hingga
tewas. Akibat peristiwa tersebut, Axley dihukum penjara selama 10 tahun
atas aksi kekerasan, dan sepertinya topi yang memicu perkelahian ini.
2. San Bernardino Punk Riot – 2006
Subkultur skinhead sejak lahir memiliki dua kubu yang saling bersitegang dan tidak mungkin disatukan. Ada yang beraliran pro-rasis dan anti-rasis, dan kejadian ini pun menjadi lecutan yang mengakibatkan kekacauan di dalam sebuah konser Punk Riot yang diadakan di San Bernadino, California, di National Orange Shown Event Center 2006 lalu.
Subkultur skinhead sejak lahir memiliki dua kubu yang saling bersitegang dan tidak mungkin disatukan. Ada yang beraliran pro-rasis dan anti-rasis, dan kejadian ini pun menjadi lecutan yang mengakibatkan kekacauan di dalam sebuah konser Punk Riot yang diadakan di San Bernadino, California, di National Orange Shown Event Center 2006 lalu.
Percikan
permusuhan telah terjadi di luar arena konser, diawali oleh skinhead
neo-Nazi dengan anti-rasis. Bahkan skinhead dari kalangan anti-rasis
memburu skinhead yang meneriakan slogan “white power” ke dalam kerumunan
penonton. Bahkan para penonnton yang kebanyakan anti-rasialisme pun
turut melempari skinhead neo-Nazi tersebut dengan benda-benda yang ada
di sekitarnya. Beruntung skinhead yang diburu massa tersebut bisa
dilindungi dan diamankan oleh pihak keamanan konser, sehingga kemarahan
para punkrocker dan skinhead lainnya bisa diredam. Namun pihak keamanan
rupanya tidak memperhatikan lebih jeli, karena tak lama kemudian
beberapa kalangan skinhead anti-rasis yang terlanjur marah menjejali dan
mendobrak pagar pengaman. Mereka pun berhasil mendapatkan skinhead
neo-Nazi yang masih muda, dan menusuknya. Ia pun tewas akibat banyak
luka tusukan
Petugas medis
pun berhamburan untuk menyelamatkan pemuda plontos yang malang tersebut.
Sementara petugas keamanan dengan tegas dan cekatan menghalau massa
yang sudah tidak terkendali lagi. Sekitar 1.500 massa yang di dalamnya
adalah punkrocker dan skinhead, berhamburan keluar arena konser. Di luar
arena mereka yang masih kecewa dan marah mengekspresikannya dengan
membuat kerusuhan, memecahkan kaca-kaca toko dan rumah di sekitar arena
konser.
Kerusuhan ini
mengakibatkan dua penonton mengalami cedera serius, empat orang polisi
pun demikian. 12 orang perusuh berhasil diamankan, dan kerugian material
akibat kerusuhan ini senilai 500.000 dolar AS.
3. Marilyn Manson – 2003
Di mana pun Marlyn Manson melakukan pertunjukan, ia senantiasa melakukan hal-hal yang kontroversial, sensasional dan atau tabu. Dan ulahnya itu pun dilakukan ketika ia melangsungkan konser di acara Freakers Ball di Kansas City, Missouri, 30 Oktober 2003. Setelah menyelesaikan dua lagu, sekitar 12.000 penonton mendesak dan berhasil menjebol pagar keamanan, bahkan para petugas pun tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya penampilan Marlyn dihentikan lebih awal oleh pihak penyelenggara.
Di mana pun Marlyn Manson melakukan pertunjukan, ia senantiasa melakukan hal-hal yang kontroversial, sensasional dan atau tabu. Dan ulahnya itu pun dilakukan ketika ia melangsungkan konser di acara Freakers Ball di Kansas City, Missouri, 30 Oktober 2003. Setelah menyelesaikan dua lagu, sekitar 12.000 penonton mendesak dan berhasil menjebol pagar keamanan, bahkan para petugas pun tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya penampilan Marlyn dihentikan lebih awal oleh pihak penyelenggara.
Ketika beberapa
penonton meninggalkan area konser dengan tertib dan damai, namun tidak
dengan 2.000 penonton yang masih kesal dan marah akibat dihentikannya
konser Marlyn. Mereka pun mengamuk di dalam area konser, melemparkan
botol yang diisi oleh air kencing, merusak benda-benda di sekitarnya.
Pihak kemanan konser pun segera menghubungi polisiuntuk mencegah
kerusakan yang lebih parah. Ribuan polisi tiba bersenjatakan pentungan
karet, tameng, spray merica. Akibat kerusuhan ini tujuh orang penonton
terluka, satu orang ditangkap dan sembilan mobil polisi dan properti di
sekitar arena konser rusak parah.
4. Pearl Jam at Roskilde – 2000
Festival Roskilde yang berlangsung di Denmark pada 2000 lalu berakhir tragis, sembilan penggemar dinyatakan tewas ketika band asal Seattle Pearl Jam melakukan pertunjungan di panggung Orange. Penyebab kematian diduga akibat kekurangan oksigen, dengan kata lain sembilan orang itu mati tercekik oleh desakan massa yang jumlahnya puluhan ribuan.
Festival Roskilde yang berlangsung di Denmark pada 2000 lalu berakhir tragis, sembilan penggemar dinyatakan tewas ketika band asal Seattle Pearl Jam melakukan pertunjungan di panggung Orange. Penyebab kematian diduga akibat kekurangan oksigen, dengan kata lain sembilan orang itu mati tercekik oleh desakan massa yang jumlahnya puluhan ribuan.
Sekitar 45
menit setelah Pearl Jam beraksi di atas panggung, kerumunan penonton
yang jumlahnya sekitar 50.000 mulai memadati dan bergerak maju.
Akibatnya penonton yang berada di barisan paling depan terdesak hingga
tertekan ke pagar pengamanan. Ada yang tercekik dan jatuh terinjak, ada
pula yang salah satu bagian tubuhnya masuk ke dalam celah pagar dan
terjepit, kepanikan dan keresahan mempercepat kebutuhan udara yang tidak
maksimal. Sehingga mereka yang ada di barisan depan khususnya mengalami
sesak nafas akibat berdesakan.
Penyebab utama
kerusuhan Rodskilde ini masih diperdebatkan, ada yang mempermasalahkan
hujan yang saat itu turun cukup deras. Sehingga menyebabkan arena
menjadi berlumpur, lalu penggunaan narkoba di kalangan penonton,
keamanan yang kurang baik, hingga penggunaan pagar pengamanan yang
tidak baik. Apapun penyebabnya, peristiwa tragis ini membuat Pearl Jam
berempati cukup dalam. Mereka pun menciptakan sebuah lagu “Love Boat
Captain” yang di dalamnya terdapat kalimat, “Lost nine friends we’ll
never know… two years ago today.”
5. Woodstock ’99 – 1999
Woodstock pada awalnya merupakan konser musik yang berlangsung pada 1969 untuk menyuarakan pesan damai kepada dunia. Ketika itu dunia sedang dilanda peperang fisik dan syaraf (perang dingin antara Amerika Serikat dengan Russia). Namun konser Woodstock yang diadakan untuk ketiga kalinya yakni pada 22-25 Juli 1999 di Kota New York, berlangsung ricuh dan kacau. Padahal konser ini diikuti oleh puluhan band-band hebat dunia, seperti Korn, Limp Bizkit, Red Hot Chili Peppers dan Rage Against the Machine.
Woodstock pada awalnya merupakan konser musik yang berlangsung pada 1969 untuk menyuarakan pesan damai kepada dunia. Ketika itu dunia sedang dilanda peperang fisik dan syaraf (perang dingin antara Amerika Serikat dengan Russia). Namun konser Woodstock yang diadakan untuk ketiga kalinya yakni pada 22-25 Juli 1999 di Kota New York, berlangsung ricuh dan kacau. Padahal konser ini diikuti oleh puluhan band-band hebat dunia, seperti Korn, Limp Bizkit, Red Hot Chili Peppers dan Rage Against the Machine.
Namun memang
dari awal konser kondisi dan situasi yang berlangsung di arena konser
memanh sudah terlihat buruk. Suhu udara yang panas membuat para penonton
cepat sekali kehausan dan kerumunan massa yang banyak mengharuskan
beberapa orang mengalami sesak nafas. Para penonton harus merogoh
koceknya sebesar 4 dolar AS untuk mendapatkan air segar, dan bahkan
fasilitas toilet yang disediakan oleh panitia tidak sebanding dengan
ribuan massa yang ada di area konser.
Kerusuhan
pertama terjadi pada 24 Juli, Sabtu malam, saat itu Limp Bizkit sedang
beraksi di atas panggung. Dikabarkan selama berlangsung pertunjukkan
tersebut terjadi pemerkosaan terhadap seorang perempuan yang dilakukan
secara massal di dalam kerumunan. Dan banyak pula berita beredar adanya
kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi. Berdasarkan laporan
kepolisian setempat ada empat kasus pemerkosaan yang terjadi selama
Woodstock ’99.
Bahkan
kerusuhan semakin menjadi ketika Limp Bizkit membawakan lagu “Break
Stuff”, beberapa penonton mencopot papan pagar membawanya ke tengah
kerumunan massa. Bahkan ketika Red Hot Chili Eppers beraksi pun,
terlihat api unggun. Mereka membakar pagar, papan kayu, dan benda-benda
lainnya sehingga arena konser semakin memanas
6. Montreal Riot – 1992
Pada 1992 nama Gun N’s Roses dan Metallica sangatlah popular dan digilai banyak penggemar musik rock di dunia, meskipun keduanya memiliki aliran rock yang berbeda. Namun demikian kabar tidak sedap, tepatnya sebuah tragedi di dalam sejarah musik rock kembali terjadi ketika kedua band yang sedang naik daun tersebut tampil di sebuah panggung yang sama di Olympic Stadium Montreal, 8 Agustus 1992.
Pada 1992 nama Gun N’s Roses dan Metallica sangatlah popular dan digilai banyak penggemar musik rock di dunia, meskipun keduanya memiliki aliran rock yang berbeda. Namun demikian kabar tidak sedap, tepatnya sebuah tragedi di dalam sejarah musik rock kembali terjadi ketika kedua band yang sedang naik daun tersebut tampil di sebuah panggung yang sama di Olympic Stadium Montreal, 8 Agustus 1992.
Ketika itu
penampilan Metallica harus dihentikan lebih awal setelah sang vokalis,
James Hetfield mengalami luka bakar stadium tiga. Luka tersebut
didapatkan ketika James berdiri terlalu dekat dengan efek peluncur
kembang api. Akibatnya selama hampir dua jam penonton harus berdiri
menatap panggung yang kosong.
Namun angin
segar datang ketika Guns N’ Roses tampil di atas panggung, namun mereka
hanya mampu bermain selama 55 menit setelah Axl Rose meninggalkan
panggung akibat gangguan pada pita suaranya. Emosi penonton yang telah
tertahan sejak lama pun akhir menyeruak, sebanyak 53.000 penonton yang
kecewa mengekspresikan kemarahan mereka dengan pesta kekacauan di
stadion Kota Montreal, Kanada.
7. Monsters of Rock – 1988
Monster of Rock merupakan festival musik rock tahunan yang selalu menampilkan band-band bealiran rock dan heavy metal ternama di dunia. Namun sebuah kerusuhan terjadi ketika Monster of Rock diadakan pada 1988, yakni ketika dua orang penonton terbunuh saat Guns N’ Roses beraksi di atas panggung.
Monster of Rock merupakan festival musik rock tahunan yang selalu menampilkan band-band bealiran rock dan heavy metal ternama di dunia. Namun sebuah kerusuhan terjadi ketika Monster of Rock diadakan pada 1988, yakni ketika dua orang penonton terbunuh saat Guns N’ Roses beraksi di atas panggung.
Sebagaimana
penyebab utama kematian di konser musik lainnya, dua orang penonton
tersebut tewas akibat kekurangan oksigen. Setiap kali Monster of Rock
digelar jumlah penonton selalu bertambah dan pada 1988, Donnington Park,
Inggris dipadati oleh 100.000 penggemar musik yang datang dari berbagai
negara, terutama wilayah Eropa. Situasi dan kondisi yang sering terjadi
ketika konser digelar adalah hujan turun dengan deras yang menyebabkan
arena konser menjadi berlumpur, sehingga menyulitkan para penonton untuk
bergerak bebas. Namun hal tersebut tidak terjadi ketika Monster of Rock
yang digelar pada 1990, jumlah penonto yang memasuki kawasan arena
dibatasi oleh pihak penyelenggara guna menghindari tragedi tersebut
terulang.
8. The Who di Cincinnati – 1979
3 Desember 1979 merupakan hari yang akan selalu diingat dan tertulis sebagai salah satu bagian dari sejarah musik rock dunia. 11 orang penonton tewas dan puluhan lainnya cedera ketika sedang mengantri memasuki Riverfront Coliseum, Cincinnati, Ohio, tempat digelarnya konser band legendaris the Who. Tragedi ini diakibatkan oleh kelalaian penonton itu sendiri dan ketidak-siapan pihak penyelenggara konser akan situasi dan kondisi di Coliseum. Meskipun tragedi terjadi, saat itu the Who tidak diberikan informasi mengenai adanya kerusuhan dan jumlah korban yang meninggal akibat kekacauan yang terjadi. Mereka baru diketahui di saat lagu penutupan akan dimainkan. Setelah konser tersebut pemerintah Kota Cincinnati melarang dilangsungkannya konser musik rock dengan menggunakan kursi.
3 Desember 1979 merupakan hari yang akan selalu diingat dan tertulis sebagai salah satu bagian dari sejarah musik rock dunia. 11 orang penonton tewas dan puluhan lainnya cedera ketika sedang mengantri memasuki Riverfront Coliseum, Cincinnati, Ohio, tempat digelarnya konser band legendaris the Who. Tragedi ini diakibatkan oleh kelalaian penonton itu sendiri dan ketidak-siapan pihak penyelenggara konser akan situasi dan kondisi di Coliseum. Meskipun tragedi terjadi, saat itu the Who tidak diberikan informasi mengenai adanya kerusuhan dan jumlah korban yang meninggal akibat kekacauan yang terjadi. Mereka baru diketahui di saat lagu penutupan akan dimainkan. Setelah konser tersebut pemerintah Kota Cincinnati melarang dilangsungkannya konser musik rock dengan menggunakan kursi.
9. World Series of Rock – 1979
Meskipun
festival musik World Series of Rock ini merupakan konser yang tidak
begitu greget, namun memiliki catatan tersendiri di dalam sejarah musik
rock di Amerika Serikat. Seperti yang terjadi pada 28 juli 1979 di
Cleveland Stadium, saat itu Aerosmith tampil sebagai band pembuka,
sebuah band nyentrik yang saat ini menjadi legenda di Amerika Serikat.
Ketika itu
banyak dari penonton yang harus berkemah bahkan tidur begitu saja di
luar stadion agar dapat masuk lebih awal dan mendapatkan posisi yang
tepat ketika konser berlangsung. Dan ketika itu pula terjadi tindak
kejahatan, ketika seorang kriminal menembak membabi buta ke arah ratusan
penonton yang sedang berkemah ataupun berkumpul dan berbincang-bincang.
Akibatnya lima orang tewas akibat tertembak, bahkan satu di antaranya
tewas mengenaskan.
Selain itu juga
terjadi beberapa aksi perampokan, perkelahian dan vandalisme, semua itu
merupakan buntut dari ketidak siapan pihak penyelenggara dan keamanan
kota setempat. Akhir konser rutin ini harus berakhir di tahun 1980,
akibat seringnya terjadi tindak kejahatan dan kekerasan.
10. Altamont Free Concert – 1969
Konser musik
rock and roll terbesar di akhir 60’an setelah Woodstock adalah Altamont
free Concert. Namun selain terbesar konser ini pun adalah yang paling
berdarah di antara keempat konser musik rock di atas. Altamont Free
Concert yang berlangsung di California Utara pada 6 Desember 1969, empat
bulan setelah Woodstock, dihadiri oleh 300.000 penonton dan diramaikan
oleh band ternama saat itu diantaranya: Rolling Stones, Jefferson
Airplane dan Grateful Dead (yang batal tampil). Kesalahan terletak pada
pihak penyelenggara yang saat itu menggunakan jasa gang motor besar
ternama di AS, Hell’s Angel, sebagai keamanan konsert.
Namun keadaan
semakin tidak terkendali ketika para penonton larut dalam alunan musik
rock, mereka yang dipengaruhi oleh obat bius dan alkohol mulai
bertingkah seenaknya dan memicu kemarahan para anggota Hell’s Angel yang
ada disekitar panggung. Dan memang pada dasarnya para biker ini
memiliki naluri kekerasan yang tidak seperti dimiliki oleh para penonton
dan penggemar musik rock. Mereka yang juga dipengaruhi oleh bir
berlebihan, terprovokasi dan mulai melakukan aksi kekerasan terhadap
penonton yang dianggap oleh mereka bertingkah seenaknya. Kejadian
menarik bahkan ketika salah satu anggota Jefferson Airplane, Martin
Balyn terkena bogem seorang Hell’s Angel. Lalu the Rolling Stones
tampil, salah seorang penonton harus mendapatkan luka tusukan dari
seorang Angels yang menikamnya. Bahkan Mick dan Keith harus sibuk
menenangkan para penonton yang mulai tidak nyaman atas perlakuan dan
sikap para Angels itu. Total penonton yang cedera di konser Altamont
Free Concert ini berjumlah 850 orang.
Namun zaman
telah berubah, baik para musisi dan promotor musik sudah semakin dewasa
dan pintar dalam memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi di
dalam sebuah konser. Hanya saja generasi para penggemar rock selalu
berganti dari dekade ke dekade, dan ketika gejala kekacauan akan terjadi
sejarah telah memberikan pelajaran. Demikian pula terhadap pihak aparat
keamanan pemerintah, sebaiknya mereka mengikuti perkembangan budaya dan
seni yang sedang berlangsung, sehingga mampu mengenali cara para anak
muda berekspresi ketika musik rock berlangsung. Stay Clean and Keep
Rocking, Peace
No comments:
Post a Comment