1. Joseph White
Peristiwa pembelotan yang popular di
Amerika Serikat ini terjadi pada 1982. Seorang tentara Infantri yang
bertugas di kawasan Zona Demiliterisasi (DMZ) antara Korut dan Korsel,
Joseph White, menerobos kawat perbatasan dan membelot ke Korea Utara
(sementara pihak AS menyatakan ia Hilang Dalam Tugas). Ia melakukan hal
tersebut karena muak akan korupsi dan hedonisme yang terjadi di Amerika
Serikat.
Setelah beberapa tahun aksi pembelotan,
dan pemerintah AS seakan tidak peduli, datanglah sebuah surat yang
menyatakan bahwa Joseph berada di Korea Utara dan bekerja sebagai guru
sekolah. Namun dua tahun kemudian tersiar kabar pula bahwa Joseph hilang
akibat tenggelam ketika sedang memancing, peristiwa hilangnya Joseph
hingga kini masih berupa misteri.
2. Charles Jenkins
Lain lagi dengan Charles Jenkins, pada 4
Januari 1965 ia tidak lagi mengakui LBJ (Lyndon B. Johnson) sebagai
presidennya melainkan Kim Il-Sung. Keputusan Jenkins yang oleh pihak AS
didasari oleh ketakutan terhadap pengiriman dirinya ke Vietnam, dan ia
lebih memilih Korea Utara sebagai ‘rumah apinya’.
Jenkins melewati kawasan DMZ dan
menyatakan menyerah kepada pihak Korea Utara, dengan niat agar dapat
dibuang ke Uni Soviet oleh pihak Korut. Namun yang terjadi adalah
sebaliknya, Jenkins tinggal di Korut selama hampir 30 tahun. Hingga
akhirnya ia mampu meninggalkan Korut dan berada di Jepang pada 1996. Di
sana ia dilindungi oleh Kedutaan Besar Uni Soviet, dan menyatakan
permintaan maafnya untuk yang kedua kali kepada pemerintah AS, namun
ditolak setelah yang pertama pada 1966. Meski berdasarkan pengakuannya,
kehidupan Jenkins di Korea Utara sangatlah menakutkan dan menyakitkan.
3. Larry Abshier
Larry Abshier membelot ke Korea Utara pada 1962, ia adalah seorang pembuat film propaganda (Evil American in North Korea).
Sehingga keberadaannya di Korea Utara seperti kunjungan seorang
selebritas dunia, Larry disegani dan dihormati atas profesi dan
kepandaianya dalam propaganda. Namun seperti pembelot lainnya, Larry pun
dipekerjakan secara paksa oleh penguasa Korut, Kim Il-Sung. Ia dengan
bakatnya diharuskan menyebarluaskan berbagai prosa karya Kim Il-Sung ke
seluruh dunia.
Di Negara barunya beberapa kali Larry
menikahi perempuan-perempuan yang disediakan oleh pemerintah. Larry
Abshier meninggal pada 1983 dan diberikan upacara pemakaman bak seorang
pahalwan Korea Utara. Di atas nisannya dituliskan, ia terlahir di Kota
Pyong Yang.
4. James Dresnok
Satu tahun sebelum Larry Abshier tiba,
James Dresnok adalah seorang pembelot di Korut. Ia memilih Korea Utara
karena selalu dihantui oleh masaka kanak-kanak, pernikahan dan kehidupan
militer Amerikanya. Meskipun demikian, pihak militer AS tidak menyesali
pembelotan yang dilakukan oleh Dresnok, mereka mengenali Dresnok
sebagai tentara yang malas dan sering mengeluh. Namun semenjak menjadi
warga Korea Utara, Dresnok dikabarkan telah tiga kali menikah dan hidup
bahagia di Kerajaan Kim Il-Sung.
5. Jerry Parrish
Pembelot AS yang terakhir adalah Jerry
Parrish pada 6 Desember 1963. Alasan pembelotannya sangat pribadi dan
klise yakni, ia takut dimarahi oleh ayah tirinnya ketika tiba di Amerika
setelah berperang di Korea Utara. Dikabarkan ia telah menghabiskan dua
dekade untuk berada di Korea Utara, dengan berprofesi sebagai guru
bahasa asing di Reconnaissance Bureau Foreign Language College, sebuah
akademi militer di Pyong Yang.
No comments:
Post a Comment