Kasus penyanderaan terjadi hampir di seluruh dunia. Motifnya
bermacam-macam, mulai dari uang hingga politik. Ini tujuh kasus
penyanderaan menegangkan yang berujung pada munculnya korban jiwa.
Dalam dua tahun terakhir, sedikitnya ada puluhan kasus penyanderaan yang
terjadi dari Malaysia hingga terakhir di Kenya. Puluhan korban
berjatuhan.
Berikut tujuh drama yang mengerikan di dunia:
Lima Pemadam Kebakaran Ditolong SWAT
Aksi penyanderaan terjadi di wilayah Atlanta, Amerika Serikat. Seorang
pria bersenjata menyandera lima petugas pemadam kebakaran. Pasukan elite
SWAT diterjunkan.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (10/4/2013) siang waktu setempat.
Unit pemadam kebakaran di Suwanee, sebuah area di pinggiran Atlanta
awalnya mendapatkan panggilan darurat di salah satu rumah. Satu unit
pemadam kebakaran berisi lima personel dikirim.
Begitu sampai di lokasi dan masuk ke rumah yang dituju, lima petugas
pemadam kebakaran ini tiba-tiba ditodong oleh seorang pria. Satu dari
lima petugas tersebut berhasil keluar dan pergi menggunakan truk pemadam
kebakaran. Sedangkan empat sisanya masih berada di dalam rumah.
Tim kepolisian lokal Atlanta sempat mengirim seorang negosiator untuk
berdiskusi dengan pelaku penyanderaan. Namun upaya diskusi itu gagal.
Sampai akhirnya, tim SWAT masuk ke dalam rumah tersebut. Edwin Ritter,
petugas kepolisian setempat, mengatakan pelaku ditembak mati oleh tim
SWAT dan empat orang sandera mengalami luka-luka.
Beberapa saat setelah tim SWAT masuk ke dalam rumah tersebut, terdengar
suara rentetan senjata api memuntahkan peluru. Rentetan itu diakhiri
dengan suara dentuman besar, seperti letusan granat.
3 Sandera di dekat Bioskop Batman
Kota kecil Aurora, Denver, Colodaro, AS, kembali diguncang teror
penembakan. Seorang pria bersenjata menembak mati tiga orang sanderanya.
Lokasi kejadian berada tidak jauh dari bioskop tempat terjadinya
tragedi penembakan yang menewaskan 12 orang dalam pemutaran perdana film
Batman pada Juli tahun lalu.
Kejadian berlangsung pada Minggu (6/1/2013) di sebuah rumah mewah yang
berada dalam kompleks townhouse. Jaraknya sekitar beberapa kilometer di
bagian selatan bioskop tempat terjadinya tragedi penembakan oleh seorang
mahasiwa bernama James Eagan Holmes yang menewaskan 12 orang dan
mencederai 58 orang lainnya.
Menurut keterangan jubir kepolisian Aurora, Cassidee Carlson, tim SWAT
terpaksa menyerbu masuk ke dalam rumah tempat penyanderaan. Sebab proses
negosiasi selama hampir enam jam dan gas air mata yang dilemparkan
tidak berhasil membuat pelaku menyerahkan diri, bahkan melepas tembakan
yang melukai seorang anggota polisi.
Aksi baku tembak yang menewaskan empat orang ini terungkap dari laporan
seorang wanita pada pukul 03.00 Sabtu waktu setempat. Kepada polisi dia
mengaku melarikan diri dari seorang pria bersenjata yang menyanderanya
bersama tiga orang lain di sebuah rumah. Berdasarkan laporan itu, polisi
segera mengepung lokasi penyanderaan.
Polisi yang menggeledah lokasi kejadian usai kontak tembak menemukan
pria pelaku penyanderaan dalam keadaan tewas. Sedangkan dua pria dan
seorang wanita yang menjadi korban penyanderaan, juga ditemukan dalam
kondisi sudah tidak bernyawa.
Warga Jepang di Aljazair
Penyanderaan warga Jepang terjadi di kompleks kilang gas In Amenas di
Aljazair. Sebanyak 10 warga negara Jepang menjadi korban. Perdana
Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe pun memerintahkan jajaran pemerintahannya
untuk melakukan semua cara yang mungkin untuk memastikan keselamatan
mereka.
Menurut kantor berita Mauritania, ANI, para pria bersenjata terkait
Al-Qaeda hingga saat ini masih menyandera 7 warga asing di kilang gas
Aljazair yang terletak di gurun pasir Sahara tersebut. Mereka terdiri
dari tiga warga Belgia, 2 warga Amerika Serikat, seorang warga Jepang
dan seorang warga Inggris.
Namun menurut seorang pejabat keamanan Aljazair, jumlah pekerja yang disandera sebanyak 10 orang.
Namun dilaporkan masih banyak pekerja yang hingga kini belum ditemukan.
Termasuk 10 warga negara Jepang yang belum diketahui nasibnya.
Para militan yang melakukan aksi penyanderaan tersebut, telah meminta
pertukaran tahanan dan dihentikannya aksi militer Prancis di Mali.
Orang Tua Murid di Prancis
Seorang pria bersenjata menyandera orang tua murid di sebuah sekolah di Prancis. Kejadian berlangsung pada Selasa (10/7/2012).
Insiden ini berlangsung mulai pukul 07.00 pagi waktu setempat. Saat itu
ada dua anak murid dan lima orang dewasa, termasuk dua orang tua ada di
sekolah. Saat liburan, sekolah itu dijadikan tempat berkumpul.
Tiba-tiba datang seorang pria bersenjata dan berusaha menyandera mereka.
Murid dan beberapa orang dewasa lain berhasil melarikan diri, namun ada
satu orang tua yang tersisa.
Setelah proses negosiasi yang panjang, akhirnya sandera tersebut
dibebaskan. Pelaku penyanderaan adalah pria berusia 31 tahun keturunan
Afrika yang tinggal di dekat sekolah di kawasan Paris tersebut.
"Sandera dibebaskan oleh polisi. Negosiasi berlanjut dengan tim evakuasi
sandera. Lalu dia keluar dari lokasi dan ditahan polisi. Dia tidak
terluka," ujar polisi setempat Pierre Dartout.
Murid TK di Malaysia
Aksi penyanderaan terjadi di sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di Malaysia
selatan pada 7 Juli 2011 lalu. Seorang pria menyandera sekitar 30 murid
TK dan empat guru pada Kamis pagi.
Insiden tersebut terjadi di sebuah TK di pinggiran Kota Muar, negeri bagian Johor, Malaysia selatan.
Menurut ayah salah seorang anak yang disandera, Tan Teck Hock, pria tak dikenal tersebut bersenjatakan palu dan pisau.
Sempat dilakukan proses negosiasi untuk membebaskan sandera. Namun
ternyata gagal. Petugas akhirnya menyerbu ke dalam ruang sekolah.
Si penyandera, yang dilaporkan bersenjata palu dan parang, terluka dalam operasi pembebasan dan ditahan.
Wali Kota di Jerman
Pria bersenjata melakukan penyanderaan di gedung balai kota Ingolstadt,
Jerman. Pelaku disebut menyandera 3 orang dan salah satunya adalah wakil
wali kota Ingolstadt.
Kejadian berlangsung pada Senin (19/8/2013) lalu. Ketiga orang yang
disandera adalah Wakil Wali Kota Sepp Misslbeck, sekretarisnya dan
kepala bagian pengaduan.
Penyanderaan ini dimulai pada Senin (19/8) pagi waktu setempat. Polisi
telah memblokir semua jalan menuju gedung balai kota dan sebuah tim
taktis kepolisian telah bergerak cepat menuju lokasi penyanderaan.
Media lokal juga melaporkan pelaku adalah pria yang berusia sekitar 24
tahun. Pelaku diduga merupakan pelarian sebuah rumah sakit jiwa dan
memiliki senjata api dan telah menguntit seorang pegawai perempuan balai
kota.
Drama penyanderaan berakhir keesokan harinya. Pelaku terkena tembakan
dari aparat keamanan dan dua orang sandera selamat tanpa luka sedikit
pun.
Pelaku sempat mengancam Wakil Wali Kota Ingolstadt, Sepp Misslbeck.
"Orang tua, kamu yang akan pertama kali merasakan peluru bersarang di
kepalamu," kata Misslbeck meniru ucapan pelaku penyanderaan.
Puluhan Tewas di Mal Kenya
Penyanderaan di mal Westgate, Nairobi, Kenya, ini dilakukan pelaku sejak
Sabtu (21/9) waktu setempat dan masih berlangsung hingga saat ini.
Diperkirakan masih ada sejumlah sandera di dalam mal paling elie di
Kenya itu. Namun aparat setempat tidak bisa memastikan jumlahnya.
Para pelaku yang bersenjatakan senapan dan granat diduga bersembunyi di
lantai dua dan tiga mal yang sering dikunjungi ekspatriat ini. Sedangkan
aparat setempat telah menguasai dan mengamankan lantai dasar dan lantai
satu mal.
Dalam pernyataan terbarunya, kelompok Al Shabaab mengancam akan membunuh
seluruh sandera. "Kami mengizinkan seluruh mujahidin (sebutan untuk
anggota mereka yang ada di dalam mal) yang ada di dalam untuk melakukan
aksi tegas terhadap para tawanan jika mereka tertekan," ucap juru bicara
Al Shabaab, Ali Mohamud Rage, dalam pernyataannya yang diposting di
situs mereka.
Jumlah korban tewas dalam penyanderaan ini ada 69 orang. Sedangkan
sebanyak 63 orang lainnya dilaporkan masih hilang dan tidak diketahui
keberadaannya di dalam mal.
No comments:
Post a Comment