eTidur merupakan
sebuah kondisi ketika tubuh dan jiwa berhenti beberapa jam setiap
malam, saat itu semua sistem syaraf berhenti beraktifitas, mata
tertutup, dan semua otot berada dalam keadan relaks dan kesadaran pun
terhenti sejenak (oxforddictionaries.com). Setiap manusia membutuhkan
tidur baik sebagai sebuah istirahat panjang ataupun sesaat. Namun
terkadang dialami dan dilakukan secara berlebihan atau bahkan sangat
kurang. Berikut adalah 10 kelainan tidur yang dialami oleh manusia:
1. Bruxisme (Mengertakan Gigi)
Bruksisme lebih
dikenal dengan sebuah kebiasaan mengertakan gigi ketika seseorang dalam
keadaan tertidur, dalam keadaan tersebut seseorang akan seperti dalam
mengunyah ataupun menggiling sesuatu di dalam mulutnya. Banyak yang
mengatakan bahwa ini diakibatkan oleh adanya tekanan (stres), amarah
terpendam, ataupun seseuatu yang lebih sederhana lagi yakni posisi gigi
yang tidak sejajar sehingga ketika rahang bergerak akan mengeluarkan
suara kertakan. Ini juga dikatakan sebagai kelainan aktivitas rahang,
hancurnya gigi, sakit kepala, dan lainnya.
2. Apnea
Apnea dalam
keadaan tertidur merupakan sebuah kondisi yang serius, ditandai dengan
terhenti dan mulai bernapas kembali selama dalam kondisi tubuh tertidur.
Dikatakan sebagai sebuah kondisi yang mengacu pada gejala terjadinya
sebuah serangan stroke. Beberapa dokter mengatakan bahwa ketika suara
dengkuran terdengar keras ataupun terbangun dan merasakan lelah setelah
tertidur semalaman merupakan sebuah tanda adanya gangguan tidur apnea.
Ada dua jenis kelainan apne ini: pertama apnea obstruktif (terhalangnya
pernafasan), terjadi ketika otot tenggorokan dalam keadaan relaks dan
kemudian jalur pernafasan tertutup secara tiba-tiba. Kedua, gangguan
tidur apnea tengah, terjadi ketika otak gagal memerintahkan otot-otot
yang diperlukan untuk kegiatan bernafas. Kelainan tidur apnea juga dapat
diakibatkan oleh ekses dari berat badan, tekanan darah tinggi, merokok,
ataupun catatan kesehatan lainnya.
3. Somnabulisme (Tidur Berjalan)
Kelainan tidur
somnabulisme dikenal juga dengan tidur berjalan, dianggap sebuah
kelainan yang cukup membahayakan dan menyakiti orang yang menderitanya.
Bagaimanapun juga, merupakan sebuah kasus kelainan yang serius, para
penderita tidur berjalan ini biasanya melakukan aktifitas sehari-hari
dalam keadaan tidurnya, sehingga bias saja ia melakukan sebuah kegiatan
masuk ke mobil dan mengendarainya. Dikatakan bahwa 15% tidur berjalan
ini dialami oleh anak-anak berusia 8-12 tahun. Kebanyakan orang yang
menderitanya, tidak mengingat apa yang telah dilakukannya dalam keadaan
tertidur, namun akan terbangun dengan mata berkaca-kaca dan bingung
(kikuk). Tidur berjalan dapat diakibatkan oleh suatu masalah yang tidak
diketahui oleh penderitanya, seperti kelainan tidur apnea, PTSD
(Post-Traumatic Stress Disorder), arrhythmias (kondisi ketika jantung
berdegap tidak teratur), dan semua penyebab ini tidak berusaha diobati
oleh si penderita (somnabulis).
4. Narkolepsi
Ketika kita
semua merasakan kelelahan setelah beraktifitas seharian, namun bagi para
penderita narkolepsi umumnya merasa lelah dalam sehari-harinya dan akan
lebih sering mengalami kondisi tertidur secara tiba-tiba. Kelainan
tidur narkolepsi merupakan hal yangs serius, namun masih belum ditemukan
penyembuhnya. Satu dari 2.000 orang dikatakan sebagai penderita
narkolepsi. Beberapa penanganan telah dilakukan untuk para penderita
narkolepsi ini, namun tidak ada yang secara keseluruhan menyembuhkan dan
menghilangkan kondisi ini. Beberapa dokter mengatakan hal ini
disebabkan oleh zat kimia yang ada di dalam otak, hipokretin, memiliki
andil besar dalam kelainan narkolepsi ini. Umumnya merupakan sel otak
yang rusak, yang menyebabkan gangguan pola tidur, sebagaimana diketahui
juga hipokretin menyebabkan REM (gerakan mata) seperti dalam kondisi
terjaga. Meski demikian tiada seorang pun yang mengetahui penyebab
kerusakan dan bagaimana sel itu bias rusak.
5. Restless Legs Syndrome (RLS)
Restless Legs
Syndrome merupakan dorongan kuat dan mendesak untuk menggerakan kedua
kaki. Merupakan sebuah keinginan yang susah untuk ditahan, dan akan
menyebabkan kondisi kaki yang tidak nyaman. Beberapa mengatakan bahwa
hal ini merupakan sebuah sensasi seperti ditusuk-tusuk, sebagian lagi
mengatakan seperti dikelikitik. Dalam kasus lain, bias pula merupakan
sensasi yang menyakitkan, yang membuat seseorang sulit untuk terduduk
atau merebahkan tubuhnya ketika terjadi RLS.Dikatakan bahwa penyebab RLS
ini diakibatkan pola tidur yang buruk di malam hari dan mudah terbangun
dini hari, disebabkan oleh terganggunya pola tidur normal. Dikatakan
pula hal ini terjadi pada orang-rang Amerika dan Eropa Utara, mulai 5
hingga 10 %.
6. Hipersomnia
Hipersomnia
merupakan sebuah kelainan tidur yang jarang diderita, dikatan ini
terjadi pada 200 orang di dunia hingga saat ini. Kelainan ini merupakan
kondisi tidur yang durasinya sangat lama, bahkan hingga 18 jam setiap
harinya, lebih ekstrim lagi sehari hingga berminggu-minggu. Dikatakan
pula bahwa terjadi 10 kali serangan terhadap penderitanya dalam setiap
tahunnya. Sebelum seseorang didera oleh hipersomnia, ia biasanya
seperti sedang menderita gejala flu, dan sakit kepala yang
berkepanjangan. Serangan ini juga akan menyebabkan berat badan bertambah
dan keringat berlebihan. Sindrom Kleine-Levin merupakan sebuah
hipersomnia yang ditandai oleh perilaku aneh selama serangan, makan
berlebihan, banyak gerak, bingung, berhalusinasi, dan hiperseksualitas.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa hipersomnia ini disebabkan oleh hormone
yang tidak seimbang.
7. REM-Sleep Behavior Disorder (RBD)
REM-Sleep
Behavior Disorder (RBD), REM-kelainan perilaku saat tidur, merupakan
sebuah kalainan tidur yang dikategorikan sebagai parasomnia. Parasomnia
terjadi ketika sebuah peristiwa yang tidak diinginkan terjadi dalam
keadaan tertidur. Kelainan ini dikatakan dapat menyebabkan si
penderitanya bertingkah laku seperti respon yang dilakukannya di dalam
mimpi saat tertidur. RBD biasanya disertai dengan tidur berjalan, terror
tidur, sebagaimana melantur. Kebanyakan mimpi yang dialami dipenuhi
oleh adegan aksi/aktif dan terkadang kekerasan. RBD ditandai dengan
sumpah serapah, teriakan, pukulan, tendangan, dan melakukan apa yang
dilakukan orang saat berkelahi. Jika tidak ditangani, RBD akan lebih
buruk dan menyakiti. Kelainan ini banyak dialami oleh kaum lelaki
terutama yang menderita multi gangguan syaraf atrofi atau Parkinson.
8. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)
Sindrom ini
salah satu dari beberapa kelainan tidur manusia, yang menyebabkan
seseorang akan mendengar suara ledakan keras beberapa saat sebelum jatuh
tidur. Walaupun seperti hanya terjadi di dalam sebuah film, kelainan
ini adalah seseuatu yang nyata dan sering terjadi ketika berjalan di
pertengahan malam hari. Beberapa pantulan suara yang disebabkan oleh
ledakan bom atau suara bantingan yang sangat keras. Suara ini
menyebabkan penderitaan hebat seringkalai mengganggu tidur. Tidak banyak
kasus sindrom ini dilaporkan, namun seorang pasien beurumr 10 tahu
didagnosa mengalami sindrom ini.
9. Kelumpuhan Tidur (Sleep paralysis)
Kelumpuhan Saat
Tidur (Sleep Paralysis), ini ditandai dengan ketidak-mampuan tubuh
untuk bergerak ketika dalam keadaan tertidur ataupun ketika terbangun
dari tidur.ketika dalam keadaan tertidur, tubuh akan mengalami sebuah
peristiwa yang disebut atonia, yaitu keadaan tubuh yang tenang dan kaku.
Bagaimanapun, dalam kelumpuhan tidur, atonia terjadi ketika terjaga
ataupun jatuh tertidur, bahkan selama dalam keadaan tertidur. Dalam
beberapa kasus seseorang tak dapat bergerak ataupun berbicara.
Kelumpuhan tidur ini dapat terjadi beberapa menit, namun biasanya sembuh
dengan sendirinya. Beberapa orang percaya bahwa kelainan ini merupakan
hal yang lumrah, dikatakan bahwa lebih dari 40% manusia pernah
mengalaminya.
10. Sindrom Terjaga (24 jam tanpa tidur)
Sebuah sindrom
yang jarang bisa diobati secara baik oleh para dokter, yakni terjaga 24
jam. Sebagai manusia kita memiliki ritme sirkadian yang disebut memiliki
hubungan dengan adanya kelainan 24 jam terjaga, setiap harinya. Tentu
saja ritme ini berbeda, namun biasanya setiap orang memiliki ritme
sirkadian dalam 24-25 jamnya. Bagi para pednerita sindrom terjaga,
mereka tidak meiliki ritme yang stabil, “jam tubuh.” Bahkan seringkali
ritmenya tertunda dan dimulai setelah 26 jam kemudian atau lebih.
Beberapa bahkan dimulai pada 72 jam kemudian sebagai ritme tubuh
kesehariannya. Mereka yang terjaga selama 72 jam akan tertidur selama 48
jam, mereka yang terjaga selama 26 jam akan tertidur selama 16 jam.
Umumnya orang yang menderita sindrom ini tidurnya lebih lama dua jam
dibandingkan mereka yang normal.
No comments:
Post a Comment