Kisah Miris Anak Pencari Koin Di Sungai Yamune

Serupa namun tak sama. Pepatah itu tampaknya pas untuk menggambarkan tradisi berburu koin yang kerap dilakukan di India dan Indonesia.
Di Indonesia, anak-anak pemburu koin sering kita jumpai di beberapa dermaga, contohnya Dermaga Ketapang yang berada di Banyuwangi. Anak-anak pemberani itu akan berenang di sekitar kapal ferry yang merapat di dermaga dan menyambut para penumpang yang melihat aksi mereka. Beberapa dari mereka biasanya meneriakkan: "Mbak/Mas, buang aja koinnya, nanti tak tangkep."

Pemburu koin dari Sungai Yamuna di Delhi, India, juga melakukan hal serupa. Bedanya, kegiatan ini kebanyakan dilakukan oleh para pria dewasa dan sudah menjadi mata pencaharian bagi penduduk setempat.

Selain itu, koin-koin yang dilemparkan ke sungai dimaksudkan untuk ritual persembahan Dewi Sungai. Hal itu umumnya dilakukan oleh para penumpang perahu atau kereta yang kebetulan menyeberangi sungai tersebut. Namun, ritual itu rupanya dimanfaatkan oleh sebagian penduduk yang tinggal di dekat sungai untuk mengais rejeki.

Para pemburu koin akan bekerja sepanjang tahun untuk menyelam di sungai Yamuna, tidak terkecuali selama musim dingin sekalipun. Para pria itu akan menyelam ke dasar sungai dan mengumpulkan koin sebanyak mungkin. Tantangan terberat terjadi ketika musim dingin tiba. Dingin airnya bahkan bisa menusuk sampai ke tulang.
Sartaj Ahmed, 22, telah berprofesi sebagai pemburu koin selama 6 tahun terakhir. Pemuda pemberani ini mengatakan ia mulai menyelam sejak kecil, namun saat usianya mencapai 18 tahun, ia mulai ikut berburu koin.

"Dalam beberapa hari saya bisa mengumpulkan 100-200 rupee (Rp 17.717-35.435). Bahkan jika beruntung, saya bisa menemukan pernak-pernik kecil. Suatu hari, saya pernah menemukan sebuah cincin emas," ucap Sajad Ahmed, 34, pria yang telah bekerja selama 20 tahun sebagai pemburu koin, seperti dilansir Odditycentral (3/3).

Sajad mengatakan pekerjaan ini menjadi semakin sulit dijalani karena banyak penyelam muda yang terus berdatangan. Akibatnya, para penyelam harus berebut satu sama lain untuk jadi yang tercepat menemukan "harta karun" di dasar sungai.

Para pemburu koin pun tahu betul di mana mereka harus menyelam. Mereka akan menyelam di antara pilar nomor 8 dan 9. Tempat ini menjadi sangat strategis karena para penumpang kereta atau perahu kerap membuang koin-koin mereka di sana.

Para penyelam mengaku bahwa mengambil persembahan para umat bukan hal buruk karena mereka percaya bahwa air telah menetralkan segala kejahatan. Teknik menyelam yang mereka lakukan juga cukup unik yakni dengan menjaga mata mereka tetap tertutup sepanjang waktu sehingga tangan menjadi mata untuk mencari koin.

Setiap sesi menyelam berlangsung sekitar 20 sampai 30 menit - sebelum mereka kembali ke permukaan dan mencoba lagi di tempat yang berbeda. Para pemburu koin biasanya mulai bekerja pada jam 7 atau 8 pagi dan berhenti saat istirahat makan siang.

Keahlian para pemburu koin juga sering dimanfaatkan oleh polisi Delhi, terutama untuk menarik mayat yang dibuang ke sungai. Mereka juga mengeluarkan kartu ID penyelam resmi bagi para pemburu koin tersebut.

No comments:

Post a Comment