Jakarta - Jika ingin kondisi keuangan Anda sehat, jangan
terlalu fokus kepada pengeluaran besar. Justru biasanya penyebab
sakitnya kondisi keuangan Anda adalah gara-gara pengeluaran kecil namun
dilakukan terus-menerus.
Kebiasaan buruk seperti ini justru yang
membuat pengeluaran menumpuk hingga menjadi pengeluaran besar. Seperti
halnya dengan banyak kebiasaan buruk lainnya, Anda mungkin bahkan
tidak akan menyadari hal-hal buruk itu sampai Anda pulang ke rumah dan
termenung di malam harinya
Jadi,
pertimbangkan hal ini: Anda mungkin telah melakukan banyak hal bodoh
dengan uang Anda dan kini saatnya membuat beberapa perubahan sebelum
Anda benar-benar menguras rekening bank sendiri.
Setengah tahun
sudah berjalan di 2013, mari kita mulai membebaskan diri dari
kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa membahayakan kondisi keuangan.
Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan buruk soal pengeluaran uang yang
sebaiknya dihindari seperti dikutip dari Daily Finance, Jumat
(5/7/2013).
1. Terlalu Sering Makan di Luar
Sedikitnya
Anda makan tiga kali sehari, artinya dalam sebulan bisa sampai seratus
kali kesempatan untuk makan di luar dan memungkinkan untuk
menghabiskan banyak uang. Terlalu banyak orang menggunakan kesempatan
itu dengan pergi keluar untuk makan atau memesan makanan.
Makan
siang, misalnya. Jika Anda makan siang di Cafe, tentu biaya yang
dikeluarkan cukup besar. Hal ini bisa dikurangi dengan makan siang di
warteg atau warung padang yang tentunya jauh lebih murah.
Tapi,
alangkah lebih baiknya lagi jika Anda membawa bekal dari rumah sehingga
biaya makan Anda sudah termasuk dalam daftar belanja bulanan dan tidak
perlu mengeluarkan uang lagi.
Pergi keluar untuk makan malam
bahkan lebih buruk lagi. Setidaknya satu orang bisa menghabiskan uang
sekitar Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk sekali makan. Belum lagi jika
ingin beli cemilan untuk dimakan di rumah sebelum tidur.
Bahkan
sarapan di luar juga masuk dalam pengeluaran yang menguras anggaran.
Membeli sekotak sereal di awal pekan atau roti tentunya akan lebih
murah ketimbang harus membeli bubur atau nasi kuning di dekat kantor
setiap pagi.
2. Gila Diskon
Ada banyak cara
perusahaan menarik konsumen. Salah satunya adalah dengan memberikan
diskon, apalagi jika potongan harga itu berlaku dalam jangka waktu yang
pendek.
Penjual selalu pandai memikat pembeli dengan memberikan
diskon yang menjanjikan yang akan hilang jika Anda tidak segera
membelinya. Contohnya, potongan 50% khusus hari ini saja, atau beli
satu dapat dua jika membeli hari ini, dan lain-lain.
Program
diskon seperti ini yang akan membuat Anda membeli barang yang
sebenarnya tidak begitu diperlukan. Bahkan, konsumen bisa membelinya
hanya karena diskon, padahal tidak butuh-butuh amat.
3. Sering Nonton Film Bioskop
Bagi
mereka yang berpenghasilan cukup tinggi, mungkin menonton film di
bioskop bukan termasuk pemborosan. Tapi, lain halnya dengan mereka yang
berpenghasilan menengah.
Ambil contoh, harga rata-rata tiket
bioskop di Jakarta pada hari biasa sekitar Rp 25.000-40.000 per orang.
Kita ambil sekitar Rp 40.000 untuk sekali nonton. Jika Anda punya
pasangan, berarti jadi Rp 80.000.
Ditambah biaya popcorn dan
minuman bisa jadi total sekitar Rp 120.000. Setelah nonton tidak
langsung pulang dan ingin isi perut lagi, akhirnya makan di cafe atau
restoran cepat saji, menu dua orang kira-kira Rp 100.000.
Hanya
dalam waktu kurang dari enam jam, Anda sudah menghabiskan Rp 220.000.
Masih terlihat kecil? Bulan ini memasuki musim panas di negeri barat,
saatnya film-film box office bermunculan.
Dalam satu bulan Anda
pergi menonton empat kali atau satu pekan sekali, total uang keluar Rp
880.000. Biaya yang cukup besar untuk dana hiburan, jika tidak
dikurangi akan bahaya terhadap kondisi keuangan Anda.
Cara
mengatasinya adalah dengan membatasi acara pergi nonton bioskop dan
sedikit bersabar menunggu DVD nya keluar. Jika filmnya tidak
bagus-bagus amat, lebih baik nunggu DVD-nya rilis atau bahkan tunggu
sampai nongol di televisi swasta saja.
4. Mengejar Poin dan Reward Kartu Kredit atau Debit
Banyak
orang terjebak dengan program ini, hanya demi mengejar poin atau
reward di kartu kredit, akhirnya belanja kebablasan dan tidak pakai
itungan, yang penting menang undian.
Pikirkan
kembali tujuan awal Anda mengambil kartu kredit atau debit, apakah Anda
melakukannya untuk mendapatkan poin dan reward? Itu tidak berarti
bahwa Anda tidak harus mengubah kebiasaan belanja Anda demi mengejar
poin.
Jika Anda bisa mendapatkan bonus sangat signifikan dengan
menghabiskan banyak uang dalam beberapa bulan pertama, maka Anda bisa
belanja bulanan dengan menyetok barang-barang untuk bulan-bulan
berikutnya. Sehingga, pengeluaran Anda besar di awal, dan dapat poin
tentunya, dan di bulan-bulan berikutnya tidak perlu terlalu boros.
5. Malas Untuk Menghentikan Tagihan Berulang
Tahun
ini Anda berniat kurus dan kekar dengan cara ikutan jadi anggota salah
satu pusat kebugaran alias gym. Gym ini bayarannya bulanan, Anda minta
pembayaran dilakukan otomatis tiap bulan melalui kartu kredit.
Awalnya
mungkin Anda semangat, namun seiring waktu berjalan, lama-lama Anda
mulai malas ke gym atau bahkan lupa dan berhenti pergi sama sekali.
Jika Anda tidak datang ke tempat gym dan membatalkan keanggotaan, bisa
jadi tagihan kartu Anda akan terus ditarik setiap bulan untuk layanan
yang sebenarnya tidak lagi Anda gunakan.
Mungkin Anda sudah lupa
jika biaya ini berulang, atau mungkin di dalam hati Anda masih berniat
ingin pergi ke gym lagi karena tahun ini sudah berjanji ingin kurus
dan kekar. Ini adalah salah satu kebiasaan buruk pengeluaran Anda.
No comments:
Post a Comment