Secara keseluruhan di Jepang, penduduk pria lebih banyak daripada
wanita. Dalam keluarga, perempuan bertanggung jawab semuanya, mulai dari
mengurus suami dan rumah tangga. Tugas suami hanyalah bekerja mencari
nafkah. Manga dan film-film Jepang, baik seting lama maupun baru pun
secara tidak langsung menunjukan hal tersebut. Jika satu keluarga akan
berpergian, maka sang istrilah yang menyiapkan semuanya. Bahkan, sampai
menyiapkan dan memasukan semua barang ke dalam mobil pun di lakukan oleh
istri. Suami tinggal masuk mobil dan menyetir. Yang sering terlihat di
mall atau di taman pun sama. Suami tidak pernah direpotkan dengan urusan
anak. Anak belepotan makanan, baju kotor, ganti topi, membersihkan
muka, dan semua ‘tugas kecil’ dilakukan semuanya oleh istri.
Tampaknya, bagaimana pria lebih superior dari wanita sudah terlihat
sejak remaja. Lebih dari sekali terlihat, pasangan remaja, jika
berpergian, maka yang membawa tas atau beban lebih banyak adalah yang
wanitanya. Bahkan satu dua kali terlihat jika hanya ada satu sepeda,
maka yang pria yang naik sepeda, sementara yang wanita jalan!
Itulah budaya Jepang dan tampaknya tidak ada masalah dengannya. Ini
terbukti, dengan budaya yang sudah ratusan tahun itu, Jepang tetap
bertahan dan maju sampai seperti sekarang.
Namun tampaknya pandangan beberapa wanita Jepang tentang budaya itu
sedikit berubah saat mengenal lebih dekat kehidupan warga Indonesia di
sana. Di wilayah Jepang, tepatnya di Sapporo, banyak pekerja dan
mahasiswa Indonesia yang tinggal disana. Wanita-wanita Jepang ini mulai
heran melihat kebiaasaan sederhana penduduk pria Indonesia yaitu melihat
suami mencuci piring, atau suami membawa belanjaan di mall, atau suami
yang menutup dan mengunci pintu saat sekeluarga berpergian, atau suami
membantu mengganti baju anak di taman atau menyuapkan makanan kepada
anaknya. Hal yang luar biasa juga untuk mereka melihat suami memasak dan
menyiapkan makanan untuk istrinya, atau bermain dengan anak sementara
istrinya duduk dan membaca.
Mereka pun merasa heran jika melihat mahasiswa pria selalu mengantarkan
dan tidak membiarkan mahasiswi pulang sendirian malam-malam. Jepang
adalah salah satu negara teraman di dunia. Tidak ada kekhawatiran untuk
pulang malam sendirian. Mereka lebih heran lagi jika tahu alasan
mengantar tersebut bukan karena takut ada apa-apa di jalan, tapi karena
menghargai mereka. Mereka juga akan terheran-heran jika ada yang rela
memberikan sepedanya untuk dinaiki sementara yang punyanya berjalan.
Mereka melihat bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya yang lebih baik dibanding dengan budaya mereka, khususnya dalam hubungan pria dan wanita.
Dua dari tiga teman wanita Jepang jika ditanya apakah suka dengan pria
Indonesia, maka mereka menjawab suka dan yang ketiganya bahkan ingin
menikah dengan pria Indonesia. Mereka memandang, pria Indonesia sangat
menjunjung wanita, rela berkorban dan bertangggung jawab. Bahkan
kebanyakan wanita Jepang, suka dengan pria Indonesia karena kulitnya
yang sawo matang.
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5226d93648ba549d45000000/pandangan-wanita-jepang-terhadap-pria-indonesia-p/
No comments:
Post a Comment